Ke Universitas Al-Azhar ketika ''Azhari'' Indonesia Bermasalah (2)
Rabu, 18 Februari 2009 – 07:24 WIB
Prihatin dengan keadaan ini, pada April 2008 lalu Fachir berinisiatif mengadakan lokakarya khusus untuk membahas masalah jebloknya performa mahasiswa Indonesia di Al-Azhar. Tidak tanggung-tanggung, semua stakeholders diundang. Mulai wakil dari Universitas Al-Azhar, pemerintah Mesir, para mahasiswa, serta para pemimpin ormas Islam di Indonesia.
Lokakarya itu berhasil memetakan beberapa masalah yang dihadapi para Azhari asal Indonesia. Pertama, kurangnya kompetensi dari calon mahasiswa baru. Banyak mahasiswa baru yang tergagap-gagap begitu masuk Al-Azhar. Terutama saat menghadapi kendala bahasa.
Meski sudah dites di Indonesia dan kemampuan bahasa Arabnya dinilai bagus, tak lantas membuat seorang calon mahasiswa tak mengalami kendala bahasa. Sebab, bahasa Arab yang digunakan di Mesir -dan menjadi bahasa pengantar kuliah- adalah bahasa Arab amniya, bukan fusha. Padahal, yang diajarkan di ponpes dan madrasah adalah bahasa Arab fusha. Tidak salah memang, karena bahasa Arab fusha adalah bahasa yang resmi.