Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Ke Xiao Gang, Desa Pelopor Kemakmuran Petani Tiongkok (3-Habis)

Bimbang Tentukan Siapa Yang Tanda Tangan Teratas

Selasa, 14 April 2009 – 06:42 WIB
Ke Xiao Gang, Desa Pelopor Kemakmuran Petani Tiongkok (3-Habis) - JPNN.COM
Demikian juga perdana menteri yang sekarang, Wen Jiabao. Karena itu, tidak ayal kalau desa ini mendapat bantuan pembangunan infrastruktur. Di jalan masuk desa ini sudah dibangun plaza luas dengan monumen berbentuk buku raksasa yang di salah satu halamannya berisi salinan dokumen rahasia tersebut. Halaman di sebelahnya berisi daftar nama 18 petani yang bersejarah itu.

Bahkan, di ujung jalan desa itu dibangun museum yang desain dan ukurannya sangat megah. Isinya menceritakan kejadian di malam hari 30 tahun yang lalu itu beserta dampaknya terhadap kemakmuran petani sampai sekarang. Kantor desanya juga sangat modern. Internet juga sudah tiba di sini. Karena kian banyak tamu, kini mulai dibangun penginapan di desa itu. Rumah-rumah makan sederhana juga bermunculan.

Sebenarnya ada faktor lain yang ikut membuat Yan Hongchang dan kawan-kawan selamat dari ancaman subversi. Ketika di lapisan petani terbawah muncul keberanian seperti yang terjadi di Desa Xiao Gang ini, sebenarnya waktu itu, di pusat kekuasaan juga mulai muncul keinginan yang sama. Waktu itu Deng Xiaoping juga mulai tampil sebagai pimpinan negara dan lagi berusaha keras untuk mengubah arah negara. Hanya, Deng juga harus hati-hati. Dia tidak mau mengubah haluan negara secara drastis. Golongan konservatif di pusat kekuasaan Tiongkok masih sangat kuat menentang Deng. Pengikut Mao Zedong masih sangat dominan.

Tapi, Deng Xiaoping terus memperluas pengaruh. Termasuk ke daerah-daerah. Sudah banyak pejabat daerah yang sebenarnya pro-Deng Xiaoping. Maklum, pejabat daerahlah yang paling merasakan penderitaan rakyat. Apalagi, pejabat daerah miskin yang rakyatnya terancam mati kelaparan seperti di Anhui.

Saat membuat kesepakatan rahasia, 18 petani di desa amat miskin itu siap menerima risiko, termasuk dihukum mati. Apa kaitan ide maju mereka dengan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News