Keberagaman Harus Terus Disebarluaskan Dalam Bentuk Tulisan
jpnn.com, JAKARTA - Keberagaman kita sebagai bangsa tengah diuji dengan serangkaian bom yang meledak di Surabaya dan menewaskan 18 orang. Karena itu kesadaran bahwa Indonesia adalah negara beragam, negara yang kuat karena ditopang berbagai perbedaan, harus terus disuarakan, dan disebarkan lewat tulisan, terutama buku.
Pernyataan tersebut dikemukakan Ketua umum organisasi penulis “Satupena” Dr. Nasir Tamara, dalam panel diskusi bertema “Bangga Menjadi Penulis” yang diselenggarakan dalam rangkaian HUT Pertama dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Hotel Morrissey, Jakarta Pusat, Senin (14/5).
Panel diskusi ini menghadirkan elemen terkait dalam kaitan profesi penulis yakni Deputi I Bidang Riset, Edukasi, dan Pengembangan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Abdur Rohim Boy Berawi, Wakil Kominfo, Ferdinandus, Wakil Kemenkop UMKM, Bagus Rachman, dan Ketua Pelaksana Harian Gerakan Literasi Nasional, Kemendikbud, Wien Muloian.
Dalam acara yang dipandu Ramdhan Sirait, hadir penulis kondang yang juga anggota Satupena, Alberthine Endah, pelukis Hardi, penerjemah buku-buku Pramoedya, Max Lane, dan aktivis yang juga wartawan senior Debra Yatim.
Lebih lanjut, Nasir Tamar mengatakan oragnisasi yang dipimpinnya kini memiliki anggota sekitar 250 orang tersebar di sejumlah daerah. Jumlah ini melonjak tajam dari awal pembentukan yang hanya sekitar 120 anggota.
“Satupena bertujuan untuk memperkuat dan meningkatkan kapasitas penulis Indonesia agar bisa eksis dan berperan dalam kancah nasional dan internasional. Selain itu dengan memperkuat kelembagaan organisasi, kita berusaha meningkatkan kesejahteraan penulis. Karenanya kita juga membentuk Koperasi Satupena,” katanya.
Sementara itu, Deputi Bekraf, Abdul Rachim mengungkapkan data bahwa dari 16 sektor ekonomi kreatif, bidang penulisan dan penerbitan termasuk yang memiliki angka di atas rata-rata sektor lain yakni sekitar 15,60 persen.
“Bidang penerbitan dan penulisan yang menampung sekitar 664 orang, punya potensi besar untuk berkembang. Karena itu kita terus mendorong dan berusaha menyuburkan ekosisten dunia kreatif, khususnya penulisan dan penerbitan,” kata Abdul Rachim.