Kebijakan BP Dinilai Bikin Gaduh Masyarakat Batam
Namun kenyataanya berbeda, BP Batam bertindak seakan-akan mereka penguasa Batam yang sesungguhnya.
"Inti dari permasalahan ini adalah masalah komunikasi. Pak Hatanto harus ingat bahwa bapak itu Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam. Sudah jelas bapak itu kepalanya pengusaha. Ya harus sering komunikasinya," katanya.
Kehadiran jajaran pimpinan BP Batam yang baru seharusnya menjadi berkah bagi Batam. Namun malah membuat masyarakat jadi gaduh.
"Aturan itu dibuat untuk menyelesaikan masalah, bukan menambah masalah. Hukum itu harus progresif. Ini BP Batam malah berkawan dengan aparat, jadi kesannya mengintimidasi," jelasnya.
Dia meminta agar ke depannya BP Batam mau membuka forum diskusi seluas-luasnya kepada masyarakat dan kalangan pengusaha. "Kesalahpahaman ini bukan masalah yuridis tapi terletak pada masalah komunikasi," ungkapnya.
Di tempat yang sama, pengusaha lainnya, Johannes Kennedy juga merasakan bahwa persoalan lahan yang mengemuka saat ini memang warisan dari pendahulu yang ada di tubuh BP Batam. Dia mengerti bahwa jajaran pimpinan BP Batam saat ini mencoba membenahi Batam.
"Namun pembenahannya terlalu kaku. Investor jadi fobia sehingga mau pindah. Perpindahan ini menurunkan investasi dan berpengaruh pada ekonomi Batam. Investasi benar-benar stagnan," ujarnya.
Persoalan ini ditambah lagi dengan tidak adanya proyek infrastruktur besar, kemudian penghentian alokasi lahan dan kurangnya kapabilitas pemerintah yang ada untuk menstabilkan ekonomi di Batam.