Kebijakan Luhut Sejahterakan Tiongkok, Tetapi Cekik Penambang Indonesia
"Kesimpulannya kebijakan Luhut Binsar Panjaitan bukan sekadar menguntungkan Tiongkok, tetapi merugikan Indonesia. Sekarang pertanyaan kenapa Luhut bisa mengeluarkan kebijakan seperti tadi? Ada kepentingan-kepentingan tertentu untuk mengokohkan keberadaan Tiongkok di panggung internasional," jelas dia.
Ichsanuddin juga menilai kebijakan politikus Golkar itu juga membuat lesu penambang nikel berkalori rendah dan berkalori tinggi.
Penambang nikel yang punya berkalori rendah di bawah sebelas persen pasti tidak mau membangun smelter dan mengelola nikel mentah.
Pada akhirnya bijih mentah nikel dengan kisaran kalori sebelas persen dijual murah, padahal masih bisa dikelola sebagai litium yang baik
"Yang rugi Indonesia karena enggak dapat nilai tambah. Itu dari aspek kebijakan tidak adil," kata dia.
Kebijakan larangan ekspor dianulir sendiri juga membuktikan inkonsisten pemerintah. Sebab, penambang yang sudah membangun smelter dengan modal besar harus merugi sebelum produksi terjadi.
Ichsanuddin juga melihat kebijakan itu membuat iklim investasi di Indonesia tidak memiliki kepastian. Hal ini juga mengonfirmasi pandangan Bank Dunia terhadap Indonesia sebagai negara yang inkonsistensi terhadap investor karena anomali kebijakannya.
"Itu Bank Dunia lagi-lagi menyebut anda sulit dipercaya investor karena anda tidak konsisten. Jadi walaupun anda buka pintu lebar-lebar buat investor ketika kebijakannya tidak konsisten, anda dibilang sebagai negara yang sulit dipercaya," jelas dia. (tan/jpnn)