Kecaman Kosong Saudi untuk Donald Trump
jpnn.com - ’’Yang kami inginkan dari para pemimpin Arab dan muslim adalah tindakan nyata dan bukan pernyataan kecaman saja.’’
Itu adalah sepenggal kalimat khotbah yang disampaikan Imam Masjid Al-Aqsa Syekh Yousef Abu Sneineh di hadapan 27 ribu jamaah salat Jumat (8/12) yang mayoritas merupakan warga Palestina sebagaimana dilansir Time.
Kalimat tersebut seakan mewakili kekesalan Palestina atas dukungan setengah hati dari negara-negara Arab terhadap wilayah yang belum juga diakui secara resmi sebagai sebuah negara itu.
Khotbah tersebut dilontarkan sesaat sebelum melakukan aksi menentang pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel.
Arab Saudi adalah contoh nyata dari khotbah Syekh Yousef. Di saat Palestina berjuang mati-matian untuk menjadi sebuah negara, Saudi lebih sibuk dengan urusan internal negaranya dan konflik perebutan kekuasaan dengan Iran.
Pangeran Mohammad bin Salman juga sangat jarang menyebut-nyebut soal pembicaraan damai Israel-Palestina. Dia bahkan pernah menyatakan bahwa urusan Palestina bukanlah prioritas dibanding perlawanan terhadap hegemoni Iran.
Karena itu, tak heran bulan lalu sempat muncul hastag Riyadh more important than Yerusalem atau Riyadh lebih penting dibandingkan Yerusalem di media sosial. Pernyataan tersebut didukung ribuan warga Saudi dari berbagai kalangan.
Shadi Hamid, pejabat senior di Brookings Institution, Washington, mengungkapkan, sebagian besar negara-negara Arab memang sepertinya tak keberatan dengan pernyataan Trump atas Yerusalem. Sebab, mereka kini memiliki kedekatan dengan Israel karena sama-sama memusuhi Iran.