Kecewa Jokowi Tak Tunjuk Putra Riau Jadi Menteri
jpnn.com - JAKARTA - Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau merasa kecewa berat kepada Presiden Joko Widodo. Pasalnya, presiden yang dikenal dengan panggilan Jokowi itu tidak menunjuk putra Riau untuk duduk di Kabinet Kerja yang baru saja diumumkan, Minggu (26/10).
Ketua Dewan Pimpinan Harian LAM Riau, Syahril Abubakar mengatakan, pihaknya tidak meminta banyak kepada Jokowi soal menteri. “Minta satu saja, tidak juga menteri ESDM, menteri BUMN. Jadi LAM akan bertanya kepada masyarakat, apa perlu kita moratorium SDA (sumber daya alam, red) dari Riau tidak boleh dibawa keluar, kita hitung-hitungan ulang dengan negara ini," katanya di Jakarta, Minggu (26/10).
Syahril menilai Presiden Jokowi tidak konsisten dan melupakan amanat pendiri bangsa, Bung Karno, agar negara memerhatikan Riau yang telah banyak berkorban untuk Negara Kesatuan Republik Indonensia (NKRI). Padahal, kata Abubakar, Sultan Siak, Sultan Syarif Kasim pernah menyumbang jutaan golden pada awal-awal RI berdiri.
"Presiden Jokowi tidak konsisten menjalankan amanat Bung Karno. Sultan Siak menyumbang jutaaan Golden untuk republik ini, istananya pun disumbangkan. Karena itulah Sultan Syarif Kasim diangkat jadi pahalwan nasional. Apa perlu kita kembalikan gelar pahlawan ini?" ujarnya.
Syahril menuturkan, aktivis di organisasi yang dipimpinnya sudah lebih dari sebulan bertahan di Jakarta guna membawa aspirasi masyarakat Riau. Yakni agar ada putra Riau duduk di kabinet Jokowi.
Hanya saja, Syahril menilai kedatangan mereka atas nama LAM Riau tidak dipandang oleh Jokowi. Padahal, Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla saat kampanye pemilu presiden lalu menjanjikan adanya putra Riau perlu jadi menteri.
“Kalau sekarang ini Pak JK yang janji, kenapa Pak Jokowi tak anggap Pak JK? Ini bukan pendapat pribadi saya, kita akan serius dengan rencana moratorium, migas Riau tidak boleh ke luar dari Riau. Kita akan segera rapat membahas ini," urainya.
Syahril menambahkan, selama ini pemerintah pusat tidak berpihak kepada Riau. Sebab, provinsi yang kaya SDA itu sudah lama jadi korban. Bahkan kondisi ini sangat dipahami oleh Wapres JK, hingga terbesitlah janji untuk menjadikan orang Riau jadi menteri.