Kedua Putri Yana Zein Putus Sekolah karena tak Ada Lagi Uang
Pelukan dan tangisan silih berganti terlihat antara pelayat dan keluarga yang ditinggalkan. Swetlana hanya mampu duduk lemas.
Sesekali tangannya yang sudah keriput mengelap air mata. Melihat hal itu, kedua cucunya ganti menguatkan. ”Don’t cry.. smile,” bisik Alika.
Menurut Swetlana, sepulang dari Tiongkok, putrinya terlihat sehat. Pengobatan yang dijalani membawa hasil.
Melalui video call yang sering dilakukan Yana dari Tiongkok, Swetlana melihat bahwa putrinya semakin hari semakin kuat.
Yana tidak lagi hanya terbaring. Dia sudah bisa berjalan-jalan. Baik di sekitar rumah sakit maupun di pusat perbelanjaan di Tiongkok.
Saat tiba di rumah, Yana menunjukkan aura positifnya. Meski belum terlalu banyak mengobrol karena lelah akibat perjalanan, dia menikmati makanan yang disiapkan Swetlana.
”Tapi, besoknya (Senin, (29/5) ternyata lemas, sesak napas, terus dia pegang bagian sini,” ujar Swetlana, memperagakan cara Yana memegang sisi kanan perut.
Segera Swetlana mengantarkan putrinya ke RS Mayapada, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, dari rumahnya di bilangan Cinere, Depok. Detak jantung Yana sangat cepat, mencapai 152 kali per menit. Napasnya juga makin sesak.