Kejam! Assad Bombardir Ghouta Timur dengan Gas Beracun
SOHR menyebut aksi udara delapan hari itu sebagai operasi militer paling mematikan sejak perang Syria bermula pada Maret 2011.
Itu belum termasuk korban luka dan mereka yang terpaksa mengungsi demi menghindari pertempuran.
Bersamaan dengan berlanjutnya kekejian di Eastern Ghouta, White Helmets alias Syria’s Civil Defense melaporkan dugaan pemakaian senjata kimia oleh rezim Assad.
Sebab, paramedis di kota satelit pinggiran Kota Damaskus itu mendapati gejala keracunan gas pada pasien-pasien baru. Sedikitnya satu bocah meninggal dunia setelah mengalami sesak napas gara-gara menghirup gas klorin.
”Beberapa pasien yang dirujuk ke sini mengalami sesak napas, iritasi berat pada membran selaput lendir, iritasi mata, dan mengeluh pusing,” kata seorang dokter di sebuah klinik kesehatan di kawasan Al Shifoniyah.
Oposisi Eastern Ghouta melaporkan bahwa jumlah korban yang keracunan gas berkisar 18 orang. Kini mereka menjalani perawatan intensif dan terpaksa terhubung dengan tabung oksigen.
Dugaan serangan gas klorin di Eastern Ghouta itu membuat Sekjen PBB Antonio Guterres geram.
”Eastern Ghouta tidak bisa menunggu lebih lama. Saat ini juga kita harus menghentikan neraka ini,” kata diplomat asal Portugal tersebut dalam pertemuan Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss, seperti dikutip Al Jazeera kemarin.