Kejar Gelar Doktor di Usia 100 Tahun
Jalani Berbagai Status, Mulai Pejuang sampai HakimSelasa, 19 Oktober 2010 – 14:41 WIB
Das pensiun sebagai hakim distrik pada 1971. Setelah itu, dia kembali fokus pada keluarganya. Apalagi, saat itu, lima anak lelaki dan seorang anak perempuannya mulai menapaki karir masing-masing. Das lantas lebih banyak menghabiskan waktu dengan istrinya. Namun, pada 1988, dia harus menduda. Mandakini, sang istri, meninggal. Sepeninggal istrinya, Das kemudian lebih banyak mengurus cucu-cucunya.
Kini, setelah 22 tahun menjadi duda, dia bakal kembali menekuni kuliah. Rencananya, kakek yang sudah memiliki seorang buyut itu menyoroti gerakan neo-Vaishnavite sebagai fokus studinya. Konon, di desa kelahiran Das, gerakan egalitarian Hindu tersebut mendapat banyak dukungan. Berkat gerakan yang dipelopori Sankardeva itu, umat Hindu di sekitar Das tidak lagi mengotak-ngotakkan masyarakat dalam kasta.
Keputusan Das kembali ke bangku kuliah tersebut menuai banyak reaksi. Apalagi, sebelumnya, tidak pernah ada centenarian yang menjadi mahasiswa doktoral di Negeri Taj Mahal itu. "Saya sangat terharu mendengar seorang pria seusia Bholaram Das yang masih ingin menuntut ilmu. Dia merupakan teladan baik generasi tua," ujar Gubernur J.B. Patnaik yang menjabat chancellor di Gauhati University sebagaimana dikutip IANS.