Kekerasan di Akhir Pekan, 22 Orang Tewas di Meksiko Utara
jpnn.com - MONTERREY - Kepolisian Meksiko menemukan lima mayat di negara bagian utara Meksiko dari Nuevo Leon, Minggu (21/6) kemarin. Kekerasan yang terjadi dalam tiga hari pada akhir pekan itu menambah jumlah korban tewas menjadi 22 orang di wilayah tersebut.
Mayat tiga orang setengah telanjang berusia 18 sampai 30 tahun itu ditemukan di berbagai jalan-jalan San Pedro, pinggiran pusat industri Monterrey. Tidak ada selongsong peluru di dekat jenazah, menunjukkan bahwa korban tewas di tempat lain dan kemudian dibuang di jalan.
"Mereka dieksekusi. Itu pembalasan, tanpa diragukan lagi," kata seorang penyidik ​​negara sembari, menambahkan bahwa setiap tubuh memiliki luka di kepala.
Pemerintah kota dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir AsiaOne, Senin (22/6), pihak berwenang sedang menyelidiki apakah pembunuhan itu terkait dengan penembakan 20 petugas kota baru-baru ini, yang salah satunya mayat tersebut sengaja ditinggalkan di dekat rumah seorang kerabat kepala polisi,
Dua mayat lainnya ditemukan di tempat lain di sekitar Monterrey. Setidaknya 17 orang lainnya tewas di Nuevo Leon sejak Jumat. Empat mayat , termasuk wanita hamil, ditemukan di sebuah rumah di Monterrey pada hari Sabtu.
Pada hari Jumat, 10 orang tewas ketika orang-orang bersenjata menyerbu sebuah pusat distribusi bir di Garcia, pinggiran Monterrey. Tujuh dari mayat tersebut ditemukan telanjang atau setengah telanjang di siang bolong. Mayat tersebut diyakini penyidik adalah korban pembunuhan terkait perselisihan antara organisasi kriminal.
Raul Benitez, seorang ahli keamanan di Universitas Otonomi Nasional Meksiko, mengatakan kepada AFP, kemarin, kekerasan itu merupakan perselihihan antara Zetas dan kartel Gulf melihat pergerakan "konfrontasi mereka ke Nuevo Leon." Kedua geng ini sebagian besar berseteru di negara tetangga Tamaulipas itu.
Nuevo Leon adalah panggung kekerasan yang mengerikan di masa lalu tapi dalam dua tahun terakhir telah relatif damai.