Kelapa Jatuh 5 Hari Sebelum Pratu Dedi Hamdani Gugur di Intan Jaya
“Saya kemudian menunggu sampai larut malam, mana tahu anak saya menghubungi lagi,” ujar Sarmiati didampingi anaknya yang kedua Haikal Kusuma Jaya dan keluarga terdekat.
Perempuan kelahiran 31 Desember 1974 itu tidak bisa menahan air mata. Dia tidak menyangka anaknya gugur. “Saya menyesal, kenapa saya tidak bawa HP waktu itu,” katanya.
Belakangan, batinnya kian pilu. Sebab, di akun media sosial, anaknya mengunggah status. “Ku titip rindu untuk ibuku tersayang.” Begitu status terakhir Pratu Dedi.
Dia bercerita, setiap kali mendapat kesempatan pulang ke kampung halaman dari medan tugas, anaknya selalu minta dimasakkan lauk pauk kesukaannya.
Bahkan, sering meminta dikirimkan melalui pos. Pratu Dedi sangat senang dengan olahan biji kecipir. Apalagi, lauk jenis ini memang bisa bertahan lama.
Soal rencana pernikahan pun dia menuturkan anaknya sudah merencanakan matang. Mahar pun telah disiapkannya berupa emas.
Sementara tanah untuk tempat membangun rumah pun sudah dibeli. Lokasinya cukup strategis dekat jalan raya Desa Pelambik.
“Impian anak saya belum terwujud. Allah lebih menyayanginya,” kata Sarmiati. (*/r6)