Kelola Blok Mahakam, Pertamina tak Harus Gandeng Total
jpnn.com - JAKARTA - Kontrak Total Exploration and Production (Total E&P) Indonesie untuk mengelola Blok Mahakam segera habis. Tapi, perusahaan tersebut meminta ada tambahan waktu ekstra selama lima tahun dengan alasan masa transisi. Namun, pemerintah menegaskan tidak harus ada masa peralihan yang melibatkan Total.
Kepala Unit Pengendalian Kinerja Kementerian ESDM Widhyawan Prawiraatmadja mengatakan, proposal dari PT Pertamina (Persero) sudah diterima oleh Menteri ESDM Sudirman Said. Dia tidak menjelaskan detail dari proposal tersebut. Yang pasti, Pertamina menegaskan kesiapannya mengelola Blok Mahakam.
"Masih dipelajari, semoga Maret bisa diputuskan," ujarnya kemarin.
Nah, saat disinggung soal permintaan Total E&P Indonesie agar ada masa transisi selama 5 tahun, dia menyebut tidak ada aturannya. Komitmen pemerintah saat ini adalah, untuk menyerahkan Blok Mahakam kepada wakil negara, yakni Pertamina.
Lebih lanjut dia menjelaskan, Pertamina saat ditetapkan menjadi pengelola juga tidak punya kewajiban untuk menggandeng Total. Memang, ada beberapa yang harus dibicarakan dengan perusahaan itu. Seperti soal para pekerja yang nantinya bakal diambil alih oleh Pertamina.
"Soal itu, saya kira perlu dibicarakan dengan Total dari sekarang. Kalau nggak waktunya terlalu mepet," jelasnya.
President and General Manager Total E&P Indonesie Hardy Pramono mengatakan, bukan tanpa alasan meminta adanya tambahan lima tahun untuk transisi. Dia khawatir, kalau tidak ada masa transfer pengiriman gas untuk pembeli lokal maupun internasional menjadi terganggu.
"Kami meminta kepada pemerintah untuk menerapkan masa transisi lima tahun," terangnya.