Keluarga Anas Urbaningrum di Blitar ketika Badai Politik Menerpa
Ibu: Kami Wong Ndeso, Masak Senekat ItuSabtu, 23 Juli 2011 – 07:27 WIB
Pantas Sriati tidak percaya dengan kabar menyakitkan itu. Sebab, menurut pandangannya, selama menapaki karir politik, anak kedua dari empat bersaudara tersebut tidak pernah neko-neko. Apalagi menerima uang.
Rumah Anas di Ngaglik terdiri atas dua bagian. Rumah di belakang atau yang berdempetan dengan Musala Darunnajah merupakan rumah neneknya, Sumilah, 90, yang kini masih terlihat segar. Rumah bergaya joglo itu jauh dari kesan mewah. Yang ada hanyalah kesan ndeso. Kursi reot masih teronggok di teras rumah, lantainya pun masih plester biasa. "Rumah itu ditinggali ibu saya sendirian. Tiap hari lebih banyak menghabiskan untuk salat bersama-sama," kata Sriati.
Sementara, rumah bagian depan merupakan rumah keluarga Anas sendiri. Rumah itu kini ditinggali ibu dan adiknya, Kholis Fikri. Tidak ada yang istimewa pada rumah tersebut jika dibandingkan dengan rumah-rumah di kampung tersebut. Ukurannya sekitar 100 meter persegi. Kalaupun ada yang sedikit mencolok, itu adalah dindingnya. Sebagian dinding itu dilapisi keramik warna kuning hasil renovasi sekitar sepuluh tahun lalu. Debu tebal menempel di tembok keramik tersebut.