Keluh Kesah Ribuan TKI yang Bekerja di Kebun Sawit Malaysia
jpnn.com - KEPALA BNP2TKI Nusron Wahid menyempatkan diri berdialog dengan ribuan TKI yang bekerja di ladang sawit Felga Global Ventures (FGV) di sela kunjunganya kerja ke Malaysia. Dalam dialog tersebut, para TKI dan keluarga TKI berkeluh kesah berbagai hal mulai dari soal hak asuransi, soal dokumen, sarana hidup, hingga tentang fasilitas dan operasional untuk sekolah anak-anaknya.
Dalam acara dialog yang digelar di kawasan Kembara Sakti, Malaysia, Rabu (23/9) siang itu hadir juga GM FGV Roserun dan pengurus besar karyawan FGV Sharuddin, Waksekjen MUI Nadjamudin Ramli, dan Ketua Yayasan Peduli Insani Indonesia Firdaus Gigo Atawuwur.
Nasrah misalnya, seorang ibu yang bekerja di ladang sahabat 43 bertanya soal hak kecelakaan kerja suaminya M Ibrahim. Menurutn
Nasrah, akibat kecelakaan itu, suaminya harus kehilangan jari manis di tangan sebelah kiri. “Bagaimana solusinya Pak, sudah tiga tahun tidak ada penjelasan?” tanya Nasrah.
TKI lainnya, Syarif yang bekerja di ladang sahabat 52 menanyakan soal fasilitas untuk kenyamanan saat istirahat. Dia meminta disediakan kipas dan perpanjangan waktu listrik di bilik tempat mereka beristirahat. Sebab, listrik di bilik para pekerja mati setiap jam 10 malam.
Persolan lain yang juga ditanyakan TKI adalah soal biaya sekolah anak yang mahal, dan juga tidak diberikannya paspor bagi para perempuan.
Atas keluhan mereka, Nusron menyatakan kesiapannya untuk berkoordinasi dengan pihak terkait. Namun, Nusron juga mengingatkan bahwa semua yang dikeluhkan itu bisa diselesaikan mengingat tidak semua persoalan tersebut bisa ditangani melalui prosedur pemerintahan. Apalagi, kata dia, banyak diantara TKI yang tidak punya dokumen resmi alias mereka yang berangkat ke Malaysia bukan melalui prosedur resmi.
Seperti soal kenapa perempuan tidak diberikan paspoor, Nusron mengatakan bahwa menurut peraturan pemerintah Malaysia orang Indonesia di sini sesungguhnya tidak boleh membawa istri.