Kembali ke Iran, Atlet Panjat yang Copot Jilbab Disambut Bak Pahlawan
Olahragawan Iran lainnya yang telah berkompetisi di luar negeri tanpa mengenakan jilbab di masa lalu mengatakan mereka mendapat tekanan dari otoritas Iran untuk mengeluarkan permintaan maaf yang sama, tambahnya. Beberapa dari mereka memutuskan untuk tidak kembali ke Iran.
Aktris Inggris-Iran Nazanin Boniadi mengatakan kepada BBC World News: "Ketika saya melihat wawancara di TV pemerintah dengan Elnaz Rekabi, yang dapat saya pikirkan hanyalah ratusan dan ratusan pengakuan palsu yang biasa kita lihat di luar Iran. Pihak berwenang menggunakan pengakuan paksa di bawah tekanan untuk menyangkal suara-suara pembangkang."
Hadi Ghaemi dari Pusat Hak Asasi Manusia yang berbasis di AS di Iran mengatakan Rekabi "mempertaruhkan kebebasan dan keselamatannya dan sejak itu berada di bawah tekanan ekstrim oleh pemerintah untuk menutupi tindakan pembangkangan sipilnya yang berani".
"Sekarang tanggung jawab semua orang yang mendukung perempuan dan hak asasi manusia untuk berdiri bersamanya dan tidak membiarkan pemerintah di Iran menutupi kisah nyata," tambahnya.
Komite Olimpiade Internasional mengatakan telah melakukan kontak dekat dengan Federasi Pendakian Olahraga Internasional (IFSC) dan Komite Olimpiade Nasional Iran (NOC) sejak diberitahu tentang situasi tersebut dengan Rekabi.
"Sebuah pertemuan bersama berlangsung hari ini antara IOC, IFSC dan NOC Iran, di mana IOC dan IFSC menerima jaminan yang jelas bahwa Rekabi tidak akan menderita konsekuensi apa pun dan akan terus berlatih dan bersaing," kata sebuah pernyataan.
"IOC akan terus memantau situasi dengan cermat dalam beberapa hari dan minggu mendatang, berkoordinasi dengan IFSC dan NOC Iran."
Rekabi dipuji sebagai simbol baru protes anti-pemerintah yang dipimpin oleh wanita di Iran setelah video dia memakai kuncir kuda di Kejuaraan Asia pada hari Minggu menjadi viral.