Kemendag Menyalurkan Bantuan Fasilitas Kesehatan di 157 Pasar
Piter Abdullah, ekonom yang juga dosen Perbanas Institute menyebut, langkah bantuan pemerintah tersebut diharapkan akan mengurangi beban masyarakat yang terdampak COVID-19.
“Ketika ekonomi mengalami tekanan dan berdampak negatif kepada kelompok bawah maka bantuan sosial sangat dibutuhkan, terlepas siapapun pemimpinnya,” ujar Piter dalam pernyataan resminya, Senin (4/5).
Piter menjelaskan, pemerintah memang memiliki banyak skim bantuan kepada masyarakat terdampak.
Bantuan-bantuan ini juga melibatkan banyak pihak. Ada yang disalurkan kementerian dan ada yang disalurkan oleh pemerintah daerah.
Karena itu, dia mendorong agar koordinasi penyaluran dibangun dengan baik. Jangan sampai bantuan bansos menjadi terlambat diterima.
“Pemerintah perlu meningkatkan koordinasi dan mempercepat penyaluran bantuan karena masyarakat membutuhkannya segera. Bantuan sembako memang tidak mempengaruhi daya beli karena diberikan dalam bentuk barang, tetapi bantuan ini dibutuhkan masyarakat tidak mampu,” ucapnya.
Dia juga berharap, di tengah pandemi, Kemendag dapat menjaga agar harga berbagai kebutuhan sembako terjangkau, harga stabil. Karena itu, perlu menjaga rantai pasokan berbagai kebutuhan pokok masyarakat. Kata Piter, yang menentukan pergerakan harga adalah ketersediaan supply yang mencukupi dan besarnya demand. Karena itu, perlu memastikan ketersediaan barang, agar harga tidak melambung. “Yang diharapkan dari Kemendag adalah lebih kepada menjaga ketersediaan barang,” ucap Piter.
Karena itu, langkah Kementerian Perdagangan dengan melakukan regulasi dan deregulasi, termasuk pelonggaran impor, sudah tepat, dalam rangka menjaga pasokan barang-barang pangan yang tidak cukup diproduksi di dalam negeri, seperti bawang putih, bawang bombay, dan daging sapi.