Kemendes PDTT Bentuk Relawan Desa Tanggap COVID-19
jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) meminta kepada seluruh desa yang tersebar di seluruh Indonesia untuk membentuk desa tanggap Corona Virus Disease 2019 atau COVID-19.
Hal ini tertuang dalam Surat Edaran Nomor 8 Tahun 2020 tentang Desa Tanggap COVID-19 dan Penegasan Padat Karya Tunai Desa. Surat edaran ini jadi acuan dalam pelaksanaan Desa Tanggap COVID-19 dan pelaksanaan Padat Karya Tunai Desa (PKTD) dengan menggunakan dana desa.
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar mengatakan, pembentukan desa tanggap COVID-19 tersebut sebagai upaya untuk pencegahan dan penanganan terhadap virus corona yang wabahnya perlahan-lahan mulai merambah hingga ke desa.
"Dalam Desa Tanggap COVID-19 ini yang pertama membentuk relawan desa untuk COVID-19, yang kedua melakukan pencegahan setelah mengenali gejalanya, yang ketiga menangani ketika ditemukan kasus dan yang ke keempat mengantisipasi secara terus menerus dengan berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah," kata Abdul Halim yang akrab di sapa Gus Menteri ini.
Gus Menteri menjelaskan, dalam struktur pembentukan relawan gugus tugas COVID-19 tersebut, Kepala Desa menjadi ketua dan wakilnya adalah Ketua Badan Pemusyawaratan Desa (BPD) serta anggotanya terdiri dari seluruh perangkat anggota BPD, Ketua RT, RW, Pendamping Lokal Desa dan berbagai pendamping yang ada didesa baik dari Kemensos, BKKBN maupun pendamping lainnya.
"Sebagai mitra dari Relawan tersebut terdiri dari Bhabinkamtibnas, Babinsa dan level lainnya yang berasal dari instansi vertikal. Nah, itu keanggotaan dari gugus tugas desa terkait COVID-19," katanya.
Lebih lanjut, Gus Menteri menjelaskan bahwa tim relawan yang bertugas harus memahami gejala COVID-19 sebelum melakukan sosialisasi atau melakukan pencegahan dan penanganannya.
"Lakukan sosialisasi dengan berbagai cara yang tidak menciptakan kerumunan. Seperti membagikan flyer atau selebaran kertas tentang pemahaman COVID-19, memberikan pemahaman dengan mobil keliling atau dengan menggunakan speaker mesjid. Silahkan saja, caranya seperti apa, asal menciptakan kerumunan," katanya.