Kemendikbud: Ortu Harus Bangga Anaknya Masuk SMK karena Passion
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Wikan Sakarinto mengimbau para orang tua untuk mengubah mindset tentang sekolah favorit dan tidak. Jangan pernah memaksakan anak untuk masuk sekolah favorit hanya demi gengsi.
"Tidak ada namanya sekolah favorit, program studi (prodi) favorit. Orang tua harusnya bangga ketika anaknya memilih Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sesuai passion-nya," kata Dirjen Wikan dalam Halalbihalal SMK Indonesia dan Bincang-bincang virtual, Rabu (10/6).
Dia menegaskan, tidak benar anggapan bahwa masuk SMK masa depannya suram. Justru lulusan SMK kini makin cerah karena bisa lanjut ke jenjang pendidikan tinggi S1 dan S2 Terapan.
"Orang tua dan siswa harus ingat, masa depan itu suram bila memilih prodi dan sekolah yang tidak sesuai passion, tidak ada visi, tidak ada komitmen dan enggan kerja keras," ucapnya.
Dia mencontohkan Prodi favorit seperti kedokteran, ekonomi kalau passion kita tidak di situ akan jadi suram bagi masa depan siswa. Salah satu ciri orang bahagia adalah bila bekerja sesuai dengan passion.
Untuk mendorong siswa agar SMK bukan pilihan kedua, Kemendikbud mempunyai berbagai strategi. Di antaranya mengubah kurikulum. SMK dan industri harus segera menikah agar terjadi link and match.
Kemudian mengubah beberapa program pendidikan SMK menjadi 4 tahun. Ketika siswa lulus, dia akan mendapatkan ijazah D1 atau D2.
Siswa SMK juga wajib praktek kerja industri. Di sini soft skill diuji. Apakah siswa punya komunikasi yang baik dan bisa bekerja tim.