Kemensos Bantu Anak Panyandang Disabilitas Ganda di Bekasi
jpnn.com, BEKASI - Keterbatasan ekonomi apalagi di masa pandemi Covid-19 ini, tidak menyurutkan langkah pasangan suami-istri Rully Hermawan (36) dan Nia Kurdi (34) merawat dan mendampingi tumbuh kembang si buah hati.
Anak kedua mereka, Zayyan Faiq Ubaidillah (5) akrab disapa Ubai, adalah seorang penyintas disabilitas ganda yang disebabkan rubella kongenital hingga mengakibatkan mata katarak, tuli, mikrosefali, penyakit jantung bawaan, GDD (Global Developmental Delay), serta gangguan fungsi hati.
Ubai memakai alat bantu dengar Implan koklea sejak berusia 2,5 tahun dan orang tuanya harus membayar asuransi untuk alat bantu ini sebesar Rp 4.500.000/ tahun.
Selain itu, Ubai juga memiliki masalah pencernaan yang membuatnya kesulitan untuk mencerna dan menyerap sari-sari makanan. sehingga semua makanan yang dimakan harus dihaluskan. Kondisi ini mengakibatkan berat badan Ubai saat ini hanya 14 kg.
Guna membantu penglihatannya, Ubai memakai kacamata yang hampir 5 tahun menemaninya. Seharusnya setiap 3 bulan dilakukan kontrol ke dokter mata namun jarang dilakukannya lagi bahkan hampir tak pernah.
Keluarga ini tidak memiliki BJPS karena sudah tidak mampu untuk membayar iuran bulanan, sehingga beberapa pengobatan terpaksa dihentikan. Pengobatan bagi Ubai saat ini dilakukan melalui terapi secara online 1x seminggu di sebuah klinik bilangan Tebet, Jakarta Timur.
Rully, sang ayah sebelumnya bekerja sebagai buruh pabrik namun sejak bulan Januari 2020 diberhentikan dari tempat bekerja sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup saat ini keluarganya bergantung pada lakunya gorengan yang dijajakan di depan rumah.
Namun Rully bertekad terus berjuang dengan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk kelak menjadikan Ubai anak yang dapat hidup mandiri, tidak terlunta-lunta dan menyusahkan orang lain karena kekurangan yang dimilikinya. Dia sadar, sebagai orang tua tidak selamanya dapat mendampingi Ubai.