Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kementan Gandeng Pondok Pesantren

Selasa, 26 September 2017 – 22:20 WIB
Kementan Gandeng Pondok Pesantren - JPNN.COM
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Dago, Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/9). Foto dok humas

Di sela acara, Amran sempat memaparkan capaian kerjanya selama tiga tahun terakhir. Misalnya, berhasil membalikan keadaan untuk komoditas cabai, bawang merah, beras, dan jagung. Mulanya, Indonesia sangat bergantung dengan produk luar negeri untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri atas keempat komoditas tersebut.

Tetapi, sejak 2016 hingga kini, produksinya meningkat signifikan dan akhirnya kita berhasil menutup keran impor.

"Bawang merah dulu, ribut luar biasa. 2014 kita impor 72 ribu ton, 2015 impor 12 ribu ton, 2016 impor nol. Hari ini, sudah ekspor ke lima negara, Thailand, Myanmar, Filipina, Vietnam, Singapura. Kami sudah ekspor, karena penerapan kebijakan tepat," jelas dia.

Kementan tak cuma fokus menggenjot produksi, agar keempat komoditas strategis itu swasembada. Tetapi, turut memperhatikan nasib para petani. Hal tersebut tercermin dari keluarnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 71 Tahun 2015 dan ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 27 Tahun 2017 terkait aturan harga acuan komoditas.

Khusus untuk beras diatur Harga Eceran Tertinggi Beras sesuai Permendag 57 tahun 2017 dan kelas mutu beras sesuai Permentan 31 tahun 2017.

"Pak Presiden keluarkan Perpres, bahwa harga jagung tidak boleh di bawah Rp3.150/kilogram. Ini hanya satu kalimat, tapi berdampak terhadap seluruh petani," ucapnya mengingatkan.

"Jangan biarkan petani sendirian, kalau mau sejahtera. Silakan sinergi dengan Kementan. Kebetulan anak kami pesantren di Gontor. Kirim (sekolah, red) ke AS (Amerika Serikat) enggak mau, maunya jadi guru ngaji," sambungnya

Meningkatnya kesejahteraan petani tersebut pun tercermin dari tingginya angka jemaah haji asal Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam beberapa tahun terakhir. Ini tak lepas dari masyarakat setempat yang mulai fokus tanam jagung sebagai sumber pendapatan utamanya.

Pondok pesantren tak lagi sekadar sebagai tempat memperdalam ilmu agama dan pendidikan semata, tetapi ada potensi besar dari aspek ekonomi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News