Kementan Lirik Prospek Bunga Lili dan Anggrek
jpnn.com, JAWA BARAT - Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian Suwandi melakukan kunjungan ke Balai Penelitian Tanaman Hias (BALITHI) Cipanas dan beberapa lokasi persemaian bibit dan bunga di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Minggu (2/9).
Saat melihat sentra budidaya dan pengembangan tanaman hias PT Merlimba Sentra Agrotama di wilayah Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Suwandi membaca kondisi dan peluang bisnis yang menjanjikan pada bunga krisan, lili dan anggrek. Berbagai jenis benih bunga indukan impor seperti bunga lili dikembangkan di wilayah ini.
"Bunga lili hasil pengembangan bibit indukan impor ini masuk ke pasar lokal, seperti Jakarta dan Bali dengan harga jual yang tergolong tinggi yaitu antara Rp 100 ribu sampai Rp 135 ribu per ikat. Sebagian sudah diekspor walau jumlahnya masih 2,4 ton pada 2017," ujar dia.
Suwandi menambahkan, bunga nusantara tidak kalah menarik dan bernilai ekonomis adalah bunga anggrek. Produksi anggrek sekitar 20 juta tangkai per tahunnya. "Pada 2017, ekspor 43,3 ton anggrek," ungkapnya.
Jika Indonesia sendiri dikenal sebagai pusat keanekaragaman genetik anggrek terbesar di dunia. Seperlima dari total plasma nutfah anggrek dunia, kata Suwandi berada di Indonesia.
Beberapa jenis anggrek lokal yang sudah tergolong langka seperti anggrek hitam Kalimantan dan anggrek Papua. "Karena itu, upaya pemuliaan juga menjadi sangat krusial untuk pelestarian spesies lokal," kata dia.
Sementara itu, Manajer PT Merlimba Sentra Agrotama Hadi Hidayat mengatakan, untuk satu polibag anggrek dapat dijual antara Rp 100 ribu sampai Rp 180 ribu, tergantung jumlah bunga dan ukurannya. Dia menambahkan, paling diminati anggrek bulan berwarna merah dan putih.
“Pada intinya, bisnis bunga saat makin berkembang di Indonesia, permintaan pasar lokal juga tinggi dan membawa banyak keuntungan,” pungkasnya. (tan/jpnn)