Kementan Mengajak Petani Milenial Garap Potensi Pangan Lokal
jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) mengajak seluruh petani, khususnya petani milenial agar menggencarkan produksi pangan lokal di semua lahan yang bisa ditanami bahan pangan.
Penyediaan pangan sehat bergizi seimbang dan yang mudah didapatkan menjadi sebuah tantangan pembangunan pertanian terutama selama masa pandemi hingga berakhirnya Covid-19.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) menegaskan pentingnya mempecepat tanam dan manfaatkan setiap jengkal lahan kosong untuk ditanami tanaman yang cepat panen di masa pandemi.
“Di masa pandemi Covid-19 seperti ini ayo tingkatkan pemanfaatan setiap lahan untuk produksi sumber pangan. Bahkan di pekarangan rumah bisa ditanami tanaman pangan pengganti beras. Diversifikasi pangan agar masyarakat memiliki ketahanan pangan selain beras,” ungkap Mentan SYL.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi pada acara Millenial Agriculture Forum (MAF) II secara virtual, pada, Rabu (27/5) mengatakan saat ini akibat pandemi Covid-19 negara pengekspor memberhentikan ekspor bahkan umumnya negara-negara tersebut protektif untuk mengamakan pangan bagi negaranya sendiri.
“Banyak sekali dampak akibat pandemi Covid-19 ini salah satunya pada sistem ekonomi, ditambah lagi warning dan prediksi FAO akan ada beberapa negara yang mengalami krisis pangan dan kekeringan yang akan mengakibatkan produksi pangan terganggu. Namun Indonesia dapat mengantisipasi hal tersebut karena negara kita negara agraris dan potensi pertanian”, tutur Dedi.
Lebih lanjut Dedi juga menjelaskan saat ini Kementerian Pertanian mengajak para petani milenial untuk turut mendukung ketahanan pangan nasional. Caranya, dengan memperkuat diversifikasi pangan lokal dan lakukan upaya nilai tambah dari produk pertanian.
“Dalam kondisi pandemi Covid-19, Indonesia dituntut untuk berdiri dengan hasil produksi sendiri. Karena impor sudah tidak mungkin lagi dilakukan. Kita harus memperkuat ketahanan pangan nasional, dan cara yang bisa ditempuh adalah memperkuat diversifikasi pangan lokal,” tutur Dedi.