Kementan Target Cetak Sawah Baru 6.000 Hektare Tahun Ini
Tahun lalu pengelolaan lahan rawa ditargetkan 500.000 hektare. Namun setelah divalidasi target realisasi pemanfaatan lahan rawa berkurang 100.000 hektare pada 2019.
Sarwo Edhy mengatakan, penurunan target tidak bisa dielak karena petani di beberapa daerah meminta ganti rugi atas lahan yang diubah menjadi aliran irigasi tersier.
Sementara lahan rawa tidak bisa diolah kalau tidak membanggun aliran tersebut. Pemerintah pun, lanjutnya, tidak memiliki dana untuk ganti rugi tersebut.
“Ketentuan kami untuk membangun lahan rawa adalah petani mau tanam, ada lahan dan ketika dibuatkan irigasi tidak minta ganti rugi. Tapi saat sosialisasi dia minta ganti rugi kami tidak ada dana anggaran. Desa yang tidak mau dikeruk lahan untuk jaringan tersier ya ditinggal. Jadi lahannya berkurang 100.000 hektare,” jelas Sarwo Edhy.
Adapun anggaran yang disediakan untuk Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi), lanjutnya adalah Rp2,5 triliun pada 2019.
Edhy menjelaskan dengan berkurangnya target realisasi maka anggaran yang dipakai juga menurun. Dia berjanji anggaran yang berlebih akan dikembalikan ke kas negara.
Tapi sejauh ini, pihaknya belum melakukan penghitungan ulang anggaran yang dibutuhkan. Dana tersebut semula akan digunakan untuk rehabilitasi jaringan tersier, meninggikan tanggul, membuat pintu pompa dll dengan biaya Rp 4,3 juta/ha.
“Target berkurang setelah validasi yang mempengaruhi luas lahan berkurang dan bantuan. Tinggal menghitungnya, tapi belum selesai,” pungkasnya. (adv/jpnn)