Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kementan Targetkan Ekspor Naik Tiga Lipat Pada 2020 - 2024

Rabu, 11 Desember 2019 – 02:33 WIB
Kementan Targetkan Ekspor Naik Tiga Lipat Pada 2020 - 2024 - JPNN.COM
Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian RI Kasdi Subagyono saat memperingati Hari Perkebunan ke-62 tahun di Malang Selasa (10/12). Foto dok Kementan

jpnn.com, MALANG - Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian menetapkan target ekspor tiga kali lipat pada periode 2020 - 2024.

Hal ini mengingat target yang cukup realistis, lantaran sektor perkebunan tengah digenjot. Hal ini disampaikan saat menggelar peringatan Hari Perkebunan ke-62 tahun di Malang Selasa (10/12).

Tahun ini, acara dipusatkan di Kampus Polbangtan (Politeknik Pembangunan Pertanian) Malang, Jawa Timur pada 10-12 Desember 2019.  

"Semua insan perkebunan sadar bahwa sampai saat ini sub sektor perkebunan masih menduduki kontributor terbesar dalam perekonomian nasional," ujar Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian RI Kasdi Subagyono dalam sambutannya.

Menurut Kasdi Subagyono PDB perkebunan sudah melampaui daripada minyak dan gas. 

Ekspor  juga sudah tidak diragukan lagi bahwa sub sektor ini adalah salah satu penunjang perekonomian terkuat di negeri ini

"Mari kita menengok kembali apa yang dialami oleh para pekebun kita. Sadar atau tidak bahwa 70 persen masih perkebunan rakyat dan itu adalah menjadi bagian penting. Negara harus hadir untuk memberikan fasilitasi didalam kerangka peningkatan kesejahteraan mereka sehingga mereka benar-benar kontribusinya memberi dampak pada pekebun kita," tutur Kasdi.

Kasdi mengakui hal ini memang tidak mudah. Menteri pertanian pun memberikan petunjuk setelah melapor ke  Presiden, untuk melakukan suatu komitmen besar bahwa Indonesia akan melakukan ekspor tiga kali lipat selama 5 tahun mulai dari 2020-2024 dalam sub sektor perkebunan.

Pencapaian ini dibuat Kementan mengingat target yang cukup realistis, lantaran sektor perkebunan tengah digenjot.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News