Kementan Ungkap Strategi Pengembangan SDM Petani di Webinar UGM
jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian mengungkap strateginya dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM), demi mewujudkan target mencetak petani milenial sekaligus melakukan regenerasi.
Strategi itu diungkap oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi, dalam Webinar Strategi Pengembangan SDM dan Regenerasi Petani, yang digelar Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Rabu (21/10).
Dedi menyampaikan bahwa regenerasi dengan melahirkan petani milenial merupakan hal yang harus dilakukan. Apalagi, petani di Tanah Air saat ini didominasi usia tua.
“Data yang kita )kementan-red) miliki, petani tua masih mendominasi. Misalnya petani yang usianya antara 45-54 tahun, jumlahnya 9.185.564 atau 27 persen. Petani berusia 55-64 tahun ada 6.953.165 (21 persen), bahkan ada yang berusia di atas 65 tahun, jumlahnya 4.191.200 (13 persen),” terang Dedi.
Dari data yang sama diketahui bahwa petani berusia di bawah 25 tahun hanya berjumlah 885,077 (3 persen), usia antara 25-34 tahun 4.104.222 (12 persen), dan kategori 35-44 tahun berjumlah 8.168.578 (24 persen).
Sedangkan berdasarkan pendidikan, total terdapat 33.487.806 petani yang mengenyam pendidikan, baik lulusan SD sebanyak 22.241.837 (66 persen), pendidikan menengah 10.199.904 (31 persen), dan pendidikan tinggi 1.046.065 (3 persen).
"Dari data dengan latar belakang pendidikan ini, rasanya tidak mungkin kita menggantungkan kebijakan atau berharap adanya inovasi. Inilah yang membuat BPPSDMP Kementan terus mendorong regenerasi," tegas Dedi.
Regenerasi juga penting dilakukan karena adanya tuntutan pasar, seperti masalah mutu berupa perubahan teknologi, pendapatan, pola makan, dan peningkatan konsumen khusus. Tuntutan lainnya adalah keamanan pangan menyusul adanya peningkatan kesadaran konsumen terhadap bahaya yang terdapat pada pangan.