Kenali Tanda Anda Sudah Berlebihan dalam Mengontrol Diabetes
Sayangnya, ketika mereka sudah di tahap mendapatkan pengobatan insulin, mereka tidak menyesuaikan dosis insulin dengan asupan karbohidrat. Padahal, insulin dan pengaturan pola makan sangat berhubungan erat.
Mereka terus mengandalkan insulin, insulin, dan insulin, meski asupan karbohidratnya sudah sangat sedikit. Alhasil, gula darah menjadi kelewat rendah dan bisa menyebabkan lemas bahkan kehilangan kesadaran.
Kontrol ke dokter secara rutin, bukan berlebihan
Terkadang diabetesi yang merasa sudah sangat tahu kondisi tubuhnya juga kerap mengubah dosis obat sembarangan. Padahal, menurut dr. Resthie Rachmanta Putri, M.Epid dari KlikDokter, hanya dokter yang bisa menentukan dan mengatur pengobatannya.
Perlu diketahui bahwa pengobatan diabetes bervariasi dari waktu ke waktu. Terkadang dosis obat harus dinaikkan atau diturunkan, terkadang jenis obat juga harus ditambah, dikurangi, atau diubah sama sekali.
“Hal tersebut sangat tergantung pada kadar gula darah dan komplikasi yang dialami. Jadi, pertimbangan dokter sangat diperlukan,” dia menjelaskan.
Walau pertimbangan dokter sangat diperlukan, bukan berarti Anda melakukan kontrol gula darah terlampau sering. Dikatakan dr. Resthie, pada masa awal pengobatan, pasien memang harus kontrol 1-3 bulan sekali hingga gula darahnya stabil. Selanjutnya, kontrol bisa dilakukan 4-6 bulan sekali atau bergantung pada rekomendasi dokter sesuai dengan kondisi diri.
Setahun sekali, diabetesi perlu melakukan medical check up menyeluruh, khususnya untuk melihat fungsi ginjal, pembuluh darah, saraf, dan retina mata (komplikasi diabetes biasanya menyerang itu semua).