Kendalikan Inflasi Pangan, NFA Pastikan Stok & Harga Beras di Pasar Induk Cipinang Aman
Menurutnya, gerakan stabilisasi beras ini difokuskan di PIBC, karena Pasar Induk Cipinang merupakan barometer ketersediaan dan stabilisasi harga beras nasional.
“Di PIBC sendiri ada permintaan sekitar 3.000 ton per minggu bahkan bisa lebih, ini harus kita siapkan karena Jakarta berkontribusi 27 persen terhadap nasional,” katanya.
Dia memastikan melalui KPSH Bulog, NFA akan terus menjaga suplai beras dengan harga di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) tersedia sehingga mampu memenuhi permintaan pasar.
“Langkah ini akan terus dilakukan untuk memastikan harga beras kembali stabil. Sebagai tahap awal Bulog akan menyediakan 2.000 ton beras untuk disuplai ke PIBC. Secara paralel kita akan mobilisasi stok dari Sulawesi Selatan sekitar 6.000 ton dan dari NTB 9.800 ton, kemudian dari Bulog di sekitar DKI Jakarta sebanyak 14.000 ton, jadi, Jakarta akan kelebihan stok,” ujarnya.
Selain itu, jelasnya, saat ini NFA tengah mendorong peningkatan Cadangan Pangan Beras Bulog 1 sampai dengan 1,2 juta ton sampai akhir Desember 2022.
“Seperti yang sering kami laporkan kepada Presiden, kita harus top up cadangan beras Bulog agar kuota KPSH bisa ditingkatkan dan kemanan pangan kita lebih terjamin. Perlu diketahui stok beras nasional saat ini 6,6 juta ton,” ungkapnya.
Selanjutnya, tambah Arief, untuk memastikan kegiatan ini berjalan sesuai target, akan dibentuk tim lintas instansi untuk melakukan monitoring bersama yang terdiri dari perwakilan NFA, Kemendag, Bulog, Food Station, Satgas Pangan, serta PIC di masing-masing pasar turunan untuk mempermudah monitoring dan koordinasi.
“Hari ini kita bangun harga beras Rp 8.900/kg di tingkat Pasar Induk Cipinang dan Rp 9.300/kg di pasar-pasar turunan di DKI Jakarta, ada sekitar 153 pasar,” paparnya.