Kaos di Nikaragua, Puluhan Ribu Warga Mengajukan Suaka
Sejak April, kemelut politik melanda Nikaragua. Pemicunya adalah Ortega. Dia menerbitkan regulasi baru soal pajak. Bukannya meringankan beban rakyat, aturan itu justru membuat masyarakat Nikaragua kian menderita. Masyarakat pun memberontak. Mereka menentang regulasi tersebut.
Pada akhirnya, regulasi itu memang dibatalkan. Tapi, rakyat kadung marah. Mereka juga tidak puas pada kinerja Ortega. Mereka menuntut tokoh 72 tahun itu mundur.
Sebab, dia dan sang istri yang duduk di kursi presiden dan Wapres tidak becus menjadi pemimpin. Di bawah kendali mereka, Nikaragua malah semakin jauh dari kemakmuran.
Namun, Ortega bergeming. Dia sengaja menebalkan kuping dan tidak mendengarkan suara rakyat. Belakangan, desakan agar pemerintah menggelar pemilu ulang menguat.
Dengan pemilu ulang, rakyat berharap bisa melengserkan Ortega dan melunturkan dominasinya dalam pemerintahan.
Namun, Ortega tidak menghiraukan semua itu. Dia tetap ingin menuntaskan masa jabatannya sampai 2020. ”Oposisi jelas akan mendapatkan hasil buruk. Maka, sebaiknya tidak usah melakukannya (pemilu) sekarang,” ujarnya Senin (30/7).
Dalam kesempatan tersebut, dia berjanji segera mengatasi krisis sosial di Nikaragua. Dia mengaku segera mengadakan dialog nasional. Dia akan mengundang organisasi internasional dan perwakilan gereja Katolik dalam dialog itu.
”Kami terus berkomunikasi dengan Sekjen PBB, beberapa organisasi internasional, dan Uskup Agung (Leopoldo) Brenes,” ungkapnya.