Kepada Para Santri dan Alim Ulama, Hidayat Ingatkan Pesan Bung Karno Tentang Jas Merah
jpnn.com, KARAWANG - Wakil Ketua MPR RI Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid MA mengingatkan sejak lama umat Islam Indonesia, memiliki hubungan yang sangat baik dengan negaranya. Bahkan Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan warisan dari jihad para ulama dan umat Islam.
Karena itu, umat Islam harus aktif mengisi kemerdekaan sebagai bentuk syukur kepada Allah dan terima kasih kepada para ulama. Dengan cara, ikut aktif berpartisipasi dalam pembangunan serta untuk mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dari ancaman perpecahan.
“Sungguh disayangkan, jika sampai sekarang masih ada umat Islam yang menganggap bahwa kehidupan demokrasi itu bid'ah, pemilu juga bid'ah karena tidak ada di zaman Nabi. Padahal mereka itu juga pakai handphone nonton televisi yang itu semua tidak dijumpai di masa Rasulullah," kata Hidayat di hadapan alim ulama, santri dan tokoh masyarakat se Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Sabtu (5/8).
Pernyataan itu dikemukakan Hidayat secara virtual saat menyampaikan Sosialisasi Empat Pilar di Ponpes Annihayah, Dusun Krajan Satu, Desa Sukamerta, Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang, Jawa Barat Sabtu (5/9).
Selain Hidayat, Sosialisasi, itu juga menghadirkan narsum Anggota MPR RI Fraksi PKS H. Ahmad Syaikhu. Ikut hadir pada acara tersebut pengasuh ponpes Annihayah K. H. Tatang Syihabuddin.
Selain dari kalangan sendiri, keserasian hubungan antara umat muslim dengan negaranya juga kerap diusik oleh kelompok masyarakat yang tidak ingin melihat keserasian hubungan antara umat Islam dengan negaranya. Mereka itu adalah kelompok Islamophobia.
“Mereka mengira, antara Islam dan Indonesia tidak ada hubungan apapun. Itu terjadi karena mereka melupakan sejarah, melupakan pesan Bung Karno Jas Merah, jangan melupakan sejarah," kata Hidayat lagi.
Padahal umat Islam dan Indonesia memiliki keterkaitan yang sangat erat. Kalangan Nahdliyin misalnya, orang NU tidak boleh melupakan kiprah besar K.H. Hasyim As'ari, dengan resolusi Jihad. Karena gerakan ini mampu mengobarkan semangat santri dan arek-arek Surabaya melawan penjajah Belanda, yang melahirkan perlawanan 10 November.