Kepergian Pangeran Philip Diratapi Pengikutnya di Vanuatu yang Menganggapnya Sosok yang Dinubuatkan
Mereka dikisahkan pergi untuk berperang di pulau yang jauh untuk melestarikan budaya mereka.
"Roh kastom mencoba melindungi orang-orang dari agama Kristen… [roh] mengatakan kepada orang-orang: 'saya harus pergi ke sumber ancaman'," kata Nakou.
"Saat itulah roh [itu] pergi ke Inggris."
Menurut ramalan itu, pemimpin kelompok itu bersumpah suatu hari akan kembali pulang dengan seorang istri yang kaya, berkuasa, dan berkulit putih.
Itulah yang dilihat warga suku saat Pangeran Philip dan Ratu Elizabeth berkunjung pada tahun 1974, mereka mempercayainya sebagai representasi fisik dari pemimpin prajurit dari masa lalu yang kembali ke rumah.
Dipercaya pula pemberian babi oleh Pangeran Philip telah memungkinkan orang-orang Yaohnanen dan Yakel untuk menjalin hubungan yang kuat dengannya.
Mereka ingin dia tinggal di desa dan pengikutnya, yang diperkirakan berjumlah sekitar 400, dengan sabar menunggu kepulangannya.
Kirk Huffman, seorang antropolog yang telah mengenal anggota gerakan pendukung Pangeran Philip sejak tahun 1970-an, mengatakan suku di Tanna terbiasa percaya pada ramalan, nubuatan, atau "penglihatan".