Keren, Pemenang Lomba dan Penerima Apresiasi Wana Lestari Bisa Ikut Upacara di Istana Negara
"Pemilihan para penerima penghargaan ini adalah salah satu bentuk apresiasi pimpinan KLHK pada perjuangan para Champions semua dalam mensukseskan kerja KLHK membangun sektor Lingkungan Hidup dan Kehutanan," ujar Helmi.
BACA JUGA : Presiden Jokowi: Pemerintah Siapkan Anggaran Gaji PPPK dan Perangkat Desa
Peserta Temu Karya Pemenang Lomba dan Apresiasi Wana Lestari Tahun 2019 yang dihadirkan ke Jakarta sebanyak 45 orang, terdiri dari :
1. Penyuluh Kehutanan PNS sebanyak 6 orang (Terbaik I s.d. Harapan III)
2. Kelompok Tani Hutan (KTH) sebanyak 6 orang (Terbaik I s.d. Harapan III)
3. Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) sebanyak 6 orang (Terbaik I s.d. Harapan III)
4. Kader Konservasi Alam (KKA) sebanyak 3 orang (Terbaik I s.d. III)
5. Kelompok Pecinta Alam (KPA) sebanyak 3 orang (Terbaik I s.d. III)
6. Izin Usaha Pengelolaan Hutan Kemansyarakatan (IUPHKm) sebanyak 4 orang (Terbaik I s.d. Harapan I)
7. Hak Pengelolaan Hutan Desa (HPHD) sebanyak 4 orang (Terbaik I s.d. Harapan I)
8. Polisi Kehutanan (POLHUT) sebanyak 3 orang (Polhut Trengginas, Polhut Tangguh, dan Polhut Inovatif)
9. Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) sebanyak 3 orang
10. Manggala Agni sebanyak 3 orang
11. Masyarakat Peduli Api (MPA) sebanyak 3 orang
12. Pengelola Hutan Adat sebanyak 1 orang
Pada kesempatan ini para teladan tingkat nasional ini berbagi pengalaman dan menjawab beberapa pertanyaan berkaitan dengan hal-hal yang melatar belakangi kiprah dan prestasinya dalam mendukung pembangunan kehutanan di tingkat tapak.
Aris Munandar, Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) dari Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah memperoleh kesempatan pertama untuk menyampaikan secara singkat kiprahnya dalam memberdayakan masyarakat di Desa Criwik dan sekitarnya.
Aris bercerita bagaimana dia mempengaruhi masyarakat Desa Criwik untuk membendung kegiatan penambangan ilegal dengan membangun Hutan Rakyat dengan komoditas Durian Criwik, sehingga menjadi Alas Durian Criwik.
Aktivitas lainnya adalah menjadikan desa tempat tinggalnya menjadi Desa Jamur Tiram yang mampu membendung arus urbanisasi warga desa dan menjadi enterpreneur Jamur Tiram, sehingga meningkatkan pendapatan masyarakat setempat dan di sekitarnya, total pendapatan yang dapat dikumpulkan pertahun dari upaya-upayanya bersama masyarakat tersebut mencapai 4,5 miliar per tahun.
Kesempatan kedua, Parno, Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Makarti Utama yang berasal dari Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah bercerita bagaimana dirinya bersama anggota kelompok dan Penyuluh Kehutanan PNS membangun Hutan Rakyat mencoba merubah paradigma pemuda dan ibu-ibu untuk menggali berbagai potensi sumberdaya yang ada, sehingga mampu menumbuhkembangkan berbagai kegiatan di bidang kehutanan termasuk usaha produktif, sehingga mampu meningkatkan pendapatan anggota kelompok dan keluarga.