Kereta Hijau
Oleh Dahlan Iskanjpnn.com - Rencana saya ini ditentang tuan rumah. "Untuk apa naik kereta api 54 jam. Naik pesawat saja, 3,5 jam," ujar mereka.
Saya sudah lama punya impian: ke Xinjiang naik kereta. Melewati gurun yang mahaluas. Atau ketika balik dari Xinjiang.
"Kalian saja yang naik pesawat. Saya bisa naik kereta sendirian," jawab saya.
"Tidak bosan nanti?" tanya mereka.
"Saya bisa menulis di sepanjang jalan," jawab saya lagi.
"Saya temani Anda. Meski dengan berat hati," ujar Robert Lai. Teman Singapura itu.
Awalnya Robert juga menentang saya. Alasannya yang berbeda: kesehatan saya. Terlalu lelah. Setelah 10 hari keliling pedalaman Xinjiang pakai mobil.
Mereka tahu impian saya itu. Kami pun dibelikan tiket kereta. Dari Wulumuqi (ibu kota Xinjiang) ke Hangzhou.