Kereta Tabrakan di Rusia, 9 Tewas
jpnn.com - MOSCOW – Kecelakaan kereta api terjadi di barat daya Moskow, Selasa (20/5). Kereta api barang menabrak kereta penumpang. Sembilan orang dinyatakan meninggal dunia dalam kejadian ini. Sebanyak 45 orang lainnya menderita luka-luka, 18 di antaranya dilarikan ke rumah sakit. Lima orang yang dibawa ke rumah sakit kondisinya kritis.
’’Jumlah korban jiwa bisa bertambah,’’ ujar Koordinator Tim Penyelamat Vadim Andronov. ’’Tim penyelamat berusaha mengeluarkan korban yang tergencet,’’ tambahnya.
Kecelakaan itu terjadi pada pukul 12.30 waktu setempat. Tabrakan terjadi di antara Stasiun Bekasovo dan Naro Fominsk yang berjarak 50 kilometer dari Moskow. Berdasar data tiket yang terjual, di kereta penumpang ada 394 orang. Saat itu beberapa kontainer yang berisi mobil di kereta barang tergelincir dan menghantam salah satu gerbong kereta penumpang yang sedang lewat di sampingnya. Salah satu gerbong kereta penumpang dengan rute Moskow menuju Chisinau tersebut rusak parah.
Akibat kejadian ini, seluruh rute masuk dan keluar Moskow melalui jalur barat daya ditunda. Pemerintah Rusia bekerja keras menyelamatkan dan memberikan pelayanan kepada seluruh korban. Tiga helikopter, 30 ambulans, dan mobil pusat bencana, pengobatan dan situasi darurat diterjunkan ke lokasi. Kurang lebih 300 dokter spesialis juga didatangkan ke rumah sakit yang menangani korban-korban luka. Mobil-mobil di jalan yang dilalui rute dari lokasi kejadian ke rumah sakit juga diminta minggir dulu agar ambulans bebas berlalu lalang.
’’Semua peralatan medis yang dibutuhkan akan disiapkan untuk tim penyelamat. Ini memberikan kami harapan mereka bisa diselamatkan,’’ ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan Oleg Salagay.
Saat ini para penyelidik meneliti lokasi kejadian untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan. Jika terdapat human error, bisa jadi kasus ini diangkat ke ranah kriminalitas. ’’Investigator menyatakan ini kasus kriminal dengan tuduhan mengabaikan keselamatan dan beberapa tuduhan lain,’’ ujar Juru Bicara Komite Investigasi Rusia Vladimir Markin. (AFP/BBC/ITAR-TASS/sha/c2/tia)