Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kerokan Bisa Memicu Strok, Mitos atau Fakta?

Senin, 28 Oktober 2019 – 16:40 WIB
Kerokan Bisa Memicu Strok, Mitos atau Fakta? - JPNN.COM
Mewaspadai Stroke Sejak Dini, Ini yang Harus Dilakukan! Foto INT

jpnn.com - Berada di posisi tiga besar sebagai penyakit paling mematikan di dunia, tak heran jika strok adalah momok menakutkan bagi semua orang. Banyak rumor beredar, salah satunya menyebut kerokan bisa picu strok.

Apakah ini hanya mitos atau memang didukung fakta medis?

Sayangnya, hingga detik ini tidak ada satu pun penelitian atau studi ilmiah yang membuktikan hubungan antara kerokan dengan stroke. Dengan kata lain, kabar bahwa strok bisa dipicu oleh kerokan hanyalah isapan jempol semata.

Apa saja faktor risiko strok?

Ada banyak faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami serangan strok di kemudian hari. Namun sekali lagi, kerokan bukan salah satunya. Faktor risiko tersebut ada yang bisa diubah dan ada yang tidak.

Faktor risiko stroke yang tidak dapat diubah, meliputi:

  • Usia: orang-orang yang berusia di atas 55 tahun akan lebih berisiko terserang stroke dibandingkan dengan mereka yang berusia lebih muda.
  • Jenis kelamin: wanita lebih berisiko terserang stroke dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini berhubungan dengan perubahan hormon saat hamil atau penggunaan kontrasepsi yang mengandung hormon.
  • Riwayat stroke: seseorang yang pernah terkena stroke di masa lalu berpotensi untuk mengalami serangan serupa di masa mendatang.

Meski faktor risiko di atas tak dapat diubah, tetapi jangan langsung pasrah pada kodrat, karena masih ada faktor lainnya yang dapat dimodisikasi untuk menurunkan risiko terjadinya strok.

Artiya, meski Anda sudah di atas 55 tahun, berjenis kelamin wanita, dan punya riwayat strok di masa lalu tetap bisa sehat bila gaya hidup dan kondisi tubuh selalu terjaga.

Banyak rumor beredar, salah satunya menyebut kerokan bisa picu strok. Apakah ini hanya mitos atau memang didukung fakta medis?

Sumber klikdokter

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News