Kesaksian Jemaah yang Selamat dari Kamis Berdarah di Mina, Mana Pengamanan?
jpnn.com - MAKKAH - Setidaknya 717 jemaah calon haji tewas dalam tragedi di Mina, Makkah, Kamis (24/9) pagi waktu setempat. Sejumlah laporan menyebutkan, 850 orang lainnya terluka dalam bencana paling mematikan dalam sejarah pelaksanaan haji dalam seperempat abad terakhir.
Dari sejumlah saksi hidup, alias jemaah nan hampir menjadi korban mengungkap saat-saat mengerikan di Mina, Kamis Berdarah itu.
Abdullah Lotfy (44), jemaah dari Mesir mengatakan, bencana di jalur 204 itu seperti gelombang. Lautan manusia bergerak ke depan dengan cepat dan tiba-tiba kembali ke belakang.
"Saya melihat seseorang tersandung dengan kursi roda, kemudian beberapa orang tersandung padanya. Orang-orang kemudian memanjat satu sama lain, hanya untuk bernapas, hanya untuk hidup," kenang Lotfy kepada Associated Press.
Menurutnya, kepanikan di Mina dipicu oleh tabrakan atau pertemuan lautan manusia di persimpangan dua jalan yang sempit. Dalam hitungan menit, jalanan sudah menjadi ladang mengerikan. Manusia terbaring acak-acakan. "Itu benar-benar seperti gelombang," ujarnya.
Jemaah calon haji lainnya, Abdulrahman mengatakan, kejadian di Mina itu begitu mengerikan. "Saya melihat para peziarah (calon haji) jatuh ke bawah dan semakin hancur. Ada wanita tua berteriak, meminta bantuan. Saya sendiri berusaha keras untuk keluar," katanya.
Abdulrahman mengatakan, dia kehilangan pakaiannya, robek, namun dia tak peduli dan saya berhasil keluar. "Kemudian saya mencoba untuk mendapatkan di salah satu kamp-kamp tenda. Tetapi saya diblokir oleh pasukan keamanan yang terus mencegah orang masuk," katanya.
Menurutnya, pihak berwenang sangat lambat untuk menenangkan kekacauan. "Saya melihat pertahanan sipil di sana tetapi mereka sangat terlambat. Pintu keluar darurat sangat minim. Seharusnya setiap 50 meter ada jalan untuk keluar," ujar Abdulrahman.