Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kesedihan Bidan yang Kehilangan Empat Pasien Hamil

Rabu, 18 November 2009 – 07:10 WIB
Kesedihan Bidan yang Kehilangan Empat Pasien Hamil - JPNN.COM
Ketika bantuan natura serta pembalut wanita dan mi Sedaaap dari Surabaya tiba, orang pertama yang ingin saya bantu adalah bidan Wirda. Khusus untuk pembalut wanita (sumbangan Wing?s Group), sengaja saya kirimkan agak banyak karena saya tahu, betapa berartinya benda itu bagi para ibu yang baru melahirkan atau keguguran.

   

Untung ada bantuan helikopter dari TNI-AD. Sehingga barang-barang itu bisa dikirimkan ke kampung Wirda tanpa harus memikulnya melalui jalan yang kami lalui pada hari ketujuh itu. Dengan heli pun, ternyata juga tidak mudah menjangkau wilayah itu karena sebelumnya tidak ada heli yang pernah menurunkan bantuan ke situ. Untung kami berhasil menghubungi Wirda, sehingga lokasi dropping bantuan itu bisa ditentukan.

   

Meski begitu, karena lokasinya terpencil, maka bantuan-bantuan itu baru bisa disampaikan dua relawan andalan Jawa Pos, yakni Boedi Oetomo dan Robert, setelah matahari agak bergeser dari titik kulminasinya. "Kalau tidak ada bantuan yang dikirim dengan heli itu, mungkin kami yang di Koto Tinggi sudah mati kelaparan. Bantuan ibu itu datang tepat pada saat kami sangat membutuhkan," tutur Basuardi, salah seorang warga Koto Tinggi yang saya temui di perjalanan kedua saya.

   

Karena sudah bertemu dengan bidan Wirda dan tahu kondisi daerahnya, saya memutuskan untuk tidak sampai ke Koto Tinggi. Dan perjalanan saya siang itu memang hanya sampai ke rumah Bu Nur.Saat terjadi gempa, separo rumah ibu itu tergerus longsor. Begitu pula jalan raya di depan rumahnya. Dengan begitu, posisi rumahnya menjadi tepat di bibir jurang. Untung, seluruh keluarganya utuh.    Tetapi salah seorang anaknya, Johny, sempat terbawa longsor hingga sejauh kurang lebih satu kilometer. Setelah sempat terkubur hingga sebatas leher selama beberapa jam, akhirnya remaja itu berhasil diselamatkan.

   

Perjalanan kembali ke Gunung Tigo ibarat menyibak kembali lembar buku yang dahulu belum rampung dibaca. Sebab, dalam perjalanan yang kedua, wartawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close