Ketegangan Pemeriksaan di Dua Sisi Perbatasan
Setelah dua kali dijudesi dan dipelototi dua petugas imigrasi Israel, satu perempuan dan satu laki-laki, saya pun melenggang santai ke pemeriksaan terakhir. Yakni, pemeriksaan ulang paspor dan capnya.
Kali ini, 3 petugas, 2 lelaki dan 1 perempuan, memeriksa dokumen saya dengan santai. Si petugas perempuan membuka lembaran-lembaran paspor saya sambil tersenyum. Lancar.
Bersama rombongan, saya pun menggeret koper dan barang bawaan ke bus. Semua orang semringah. Lewat sudah pemeriksaan supertegang di sisi Israel.
Di dalam bus, kami saling bercerita tentang pemeriksaan yang baru kami lewati. Rupanya, seorang turis yang lain, Damar, juga diperiksa kopernya seperti saya.
Dan, dia membawa rice cooker. Bapak yang berasal dari Batam itu pun diserbu dengan berbagai pertanyaan.
Dia menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan kalimat yang menjelaskan bahwa alat itu dia bawa untuk memasak. Petugas curiga. Tapi, petugas lantas menemukan beras di dalam koper tersebut.
Baru dia percaya kepada keterangan bapak yang berwisata bersama anak, istri, ipar, dan keponakannya itu soal panci penanak nasi tersebut.
”Itu untuk keponakan saya karena dia harus makan nasi,” katanya. Kami tertawa mendengar kisahnya.