Ketika Kolektor Lukisan Oei Hong Djien Meresmikan Museum Ketiga
Sampai Mati Tidak Akan Pernah Jual KoleksiSenin, 09 April 2012 – 00:09 WIB
Begitu masuk gedung museum, pengunjung langsung mencium aroma wangi khas tembakau. Karena keunikannya itulah, Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) memberi penghargaan kepada museum ini. Penghargaan diserahkan langsung oleh bos MURI Jaya Suprana kepada OHD.
OHD sengaja membedakan konsep tiga museum pribadinya. Untuk OHD Museum I dan II, nuansa rumahan sangat terasa. Yang membedakan keduanya adalah koleksi yang dipajang. Untuk museum I yang berdiri di atas bangunan seluas 400 meter persegi, dia menampilkan 120 karya lima perupa saja. Yaitu Affandi, S. Sudjojono, Hendra Gunawan, Widayat, dan Soedibio.
Di museum II, dengan luas bangunan 740 meter persegi, OHD mengonsepnya dengan pola minimalis. Di museum dua lantai itu, OHD menampilkan karya-karya yang lebih "ringan" kreasi perupa-perupa mutakhir tanah air. Benda seni yang dipajang tidak hanya lukisan, tetapi juga ada seni instalasi, video art, serta patung, dan karya pahat. "Museum dua ini memang saya buat lebih easy agar bisa mewadahi perupa muda," katanya.
Di museum kedua ini juga banyak ditemukan potret diri OHD yang dilukis di atas tripleks. Misalnya, OHD mengenakan seragam tukang parkir, pemain bola, pengusaha, sampai menjadi bintang film. Bahkan, yang unik, ada pula miniatur robot elektronik yang sangat persis dengan sosok OHD. Baik dimensi maupun rupanya. Robot bernama Nyang Ndak Bisa Diem itu merupakan karya perupa Yuswantoro Adi.