Ketika Luhut Panjaitan Mesra dengan Pria yang Dulu Hendak Ditangkapnya
Salah satunya menyangkut penanganan masalah perbatasan dan imigrasi. Sekaligus, Luhut ingin menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo berencana mengunjungi negara yang pernah menjadi bagian dari Indonesia tersebut.
Nah, di tengah pembicaraan serius itulah, Luhut banyak bernostalgia dengan para pejabat di Timor Leste yang dulu menjadi target operasinya. ’’Dulu kami memang musuh, tapi kini menjadi sahabat. Persahabatan ini bisa menjadi contoh bagi dunia,’’ ujar pejabat kelahiran Toba Samosir, Sumatera Utara, itu.
Luhut sebenarnya sangat ingin napak tilas ke tempat-tempat bersejarah bagi karir militernya di Timor Leste yang semasa menjadi wilayah Indonesia bernama Timor Timur (Timtim) itu. Di antaranya, dia sangat ingin menapakkan kaki ke District Remexio. Sayang, agenda kunjungan kerja yang harus dilanjutkan ke Pontianak, Kalimantan Barat, membuat keinginan itu tak terwujud.
’’Selain ke Remexio, saya ingin sekali merajut memori di Besilau,’’ ujar Luhut ketika berbincang di atas pesawat TNI-AU menuju Pontianak.
Dari cerita Luhut, medan laga di Besilau mengingatkan pada cerita film perang Fury yang disutradarai David Ayer dan dibintangi, antara lain, Brad Pitt dan Shia LaBeouf.
Di daerah tersebut, pasukan Luhut tiba-tiba diserang dari segala penjuru bukit oleh pasukan Fretilin. Mirip ketika prajurit Amerika yang tersisa di tank Fury dihajar satu kompi Waffen SS (pasukan Nazi). ’’Kami akhirnya bisa selesaikan pertempuran itu, meski ada yang gugur,’’ kisah Luhut.
Pria yang pernah menjadi duta besar RI untuk Singapura itu tercatat tiga tahun terlibat operasi militer di Timtim. Pertempuran dahsyat lain yang dialami Luhut adalah ketika menguasai Dili.
Kemarin dari Gedung Pusat Budaya Indonesia, Luhut menerawang jauh. Matanya nanar melihat perbukitan di sekitar Dili. ’’Dulu kami hampir dua minggu berada di sana untuk bisa menguasai selatan Dili,’’ kenangnya.