Ketua Banggar DPR Dorong Perubahan Pola Subsidi BBM dan LPG
Dana sebesar itu, kata dia, idealnya dapat digunakan untuk pembangunan di berbagai sektor yang dibutuhkan masyarakat kelas bawah dan kegiatan produktif.
Dia mencontohkan pendidikan, kesehatan, infrastruktur energi dan lain-lain.
Menurut Said, besaran anggaran subsidi BBM dapat digunakan untuk membangun ruas tol baru sepanjang 3.501 km dengan perkiraan investasi Rp 142,8 miliar per Km.
Jika disetarakan dengan anggaran pembangunan Sekolah Dasar (SD) 227.886 unit, diperkirakan butuh investasi Rp 2,19 miliar tiap SD. Bahkan jika kita konversikan anggaran subsidi BBM setara dengan 3.333 unit Rumah Sakit sekala menengah, dengan besaran investasi Rp 150 miliar per rumah sakit.
“Bahkan jika diperlukan untuk membangun Puskesmas, anggaran subsidi dan kompensasi BBM dapat digunakan untuk membangun 41.666 Puskesmas baru dengan biaya Rp 12 miliar per Puskesmas,” ujar Said.
Lebih lanjut, Said Abdullah menjelaskan kita masih menghadapi indeks prevalensi kerawanan pangan tinggi.
Realokasi anggaran subsidi energi bisa diarahkan untuk memperkuat program ketahanan pangan.
Sebab, kata dia, kita masih hanya swasembada beras, sementara komoditas pangan lainnya seperti daging, sayuran, gula, kedelai, dan lain-lain masih impor.