Ketua KPSN: PSSI Tidak Sadar Telah Dikerdilkan FIFA
“Menurut saya, pandangan itu salah besar. Penangkapan Sepp Blatter dan kroni-kroninya beberapa waktu lalu menunjukkan FIFA selama ini telah dikelola secara kotor, tidak profesional dan sarat korupsi,” jelasnya.
Suhendra menegaskan hal tersebut terkait suksesi di tubuh PSSI yang sebentar lagi dilakukan.
Dia menjelaskan, KPSN tidak punya kepentingan terhadap suksesi PSSI.
“KPSN hanya menjaga agar norma dan etika suksesi di PSSI tetap berjalan dalam koridor kepatutan untuk mengembalikan muruah persepakbolaan nasional yang sempat dirusak kasus match fixing yang melihatkan mafia sepak bola," paparnya.
Suhendra menegaskan, KPSN ingin memastikan figur yang akan memimpin PSSI empat tahun mendatang adalah yang bersih dan kuat sehingga mempunyai kemampuan menaikkan posisi tawar persepakbolaan Indonesia di kancah internasional.
"Kompetisi sepak bola negara mana yang tidak bisa dinikmati oleh pemirsa di Indonesia? Namun, apa keuntungan ekonomi yang didapatkan pemerintah Indonesia?" ujarnya.
Pengurus PSSI, lanjut Suhendra, harus berani duduk kembali dengan presiden FIFA untuk melakukan negosiasi ulang tentang posisi tawar potensi Indonesia dalam perkembangan industri sepak bola di dunia.
"Contoh kecil, dengan melihat potensi dan kontribusi populasi Indonesia dalam perkembangan industri sepak bola dunia, seharusnya FIFA memberikan penghargaan dengan menempatkan Sekretariat AFC (Asian Football Confederation) di Indonesia, bukan di Malaysia yang kontribusinya hanya sepersepuluh dari Indonesia," terangnya.