Ketua MPR Dorong KAHMI Menjadi Pelopor Persatuan
jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR Zulkifli Hasan mengatakan negeri ini dilahirkan oleh para cendekiawan. Dari tahun 1908 hingga tahun 1945, beragam organisasi seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, Muhammadiyah, organisasi para pemuda yang berlatar daerah, NU, Jamiatul Khair, dan yang lainnya bergiat dan bercita-cita mendirikan Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Zulhasan sapaan Zulkifli Hasan saat memberi sambutan dalam simposium yang diselenggarakan oleh KAHMI di Gedung Nusantara V, Kompleks Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Rabu (12/9/2018.
“Indonesia dilahirkan oleh para intelektual dan cendekiawan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Zulhasan mengatakan pada tahun 1945, bangsa Indonesia sudah memiliki gagasan ke depan. Soekarno, Hatta, dan yang lainnya sudah mencanangkan dan memikirkan demokrasi, keadilan, kemanusiaan, dan kesejahteraan.
Pikiran para pendiri bangsa semua termuat pada dasar negara dan konstitusi, Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945. “Bangsa lain baru memikiran hal yang demikian 20 tahun kemudian,” ungkap pria asal Lampung itu.
Meski para cendekiawan itu berbeda asal-usul, agama, dan aliran politik namun menurut Zulkifli Hasan mereka tetap memberi keteladanan yakni persatuan.
“Meski IJ Kasimo dan Mohammad Natsir berbeda agama dan partai politik namun mereka tetap bersahabat,” ungkapnya. Hal demikian juga terjadi antara Bung Karno dan Buya Hamka.
Mantan Menteri Kehutanan itu mengingatkan bahwa bangsa ini mereka mempunyai tujuan bersatu, berdaulat, menciptakan keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat.