Ketua MPR Ingatkan Pentingnya Pendidikan Wawasan Kebangsaan
Pidato di Mukernas Wahdah Islamiyahjpnn.com, BALI - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengingatkan bahwa pendidikan wawasan kebangsaan bagi bangsa yang majemuk seperti Indonesia adalah urgensi yang tidak bisa dinafikan.
Menurutnya, bangsa Indonesia bisa mengambil pelajaran dari Amerika Serikat (AS) yang menanamkan pendidikan multikulturalisme sejak tahun 1960-an, sebagai respons atas kebijakan asimilasi budaya yang dinilai telah gagal.
Pada akhirnya, ia menegaskan, AS sukses menjadi role model yang ideal bagi negara-negara yang memiliki keragaman budaya, bangsa, dan etnis, seperti Indonesia.
Namun, kata Bamsoet lagi, kini ancaman terhadap nilai-nilai demokrasi di AS mulai mengemuka.
Dipicu retorika Presiden Donald Trump yang ingin mengembalikan kejayaan AS, disertai ucapan, sikap, dan kebijakan provokatif yang tidak saja menegasikan konsep multikulturalisme, tetapi juga memicu lahirnya sikap rasisme dan xenophobia.
"Bahkan tak jarang DPR AS mengecam keras komentar rasis Presiden Trump yang dinilai telah mencederai nilai-nilai demokrasi," ujar Bamsoet saat menjadi keynote speaker Webinar Kebangsaan dalam Mukernas XIII Wahdah Islamiyah, secara virtual dari Bali, Sabtu (26/12).
Ketua ke-20 DPR ini menjelaskan sikap dan kebijakan Presiden Trump seakan menjadi pembenar bagi lahirnya gerakan 'supremasi kulit putih' di AS.
Dia menambahkan kasus kematian warga kulit hitam George Floyd di tangan polisi, yang memicu lahirnya gerakan sosial 'black lives matter' hanyalah sebagian contoh dari kulminasi sikap dan perilaku rasis yang telah terlanjur menyebar luas.