Ketua MPR RI: Kalau Urusan Perut Saja Bergantung Kepada Negara Lain, Celakalah Hidup Kita
Bukan hanya pada ketatnya persaingan dalam dunia kerja, namun juga perubahan paradigma dalam memandang dunia.
Banyak sektor pekerjaan telah dan akan terhapus, tergantikan oleh sektor lain yang sebelumnya tak pernah terpikirkan. Dari mulai articifial intelligence hingga rekayaya genetika, kini menjadi primadona dunia.
"Pemuda Indonesia yang tak bisa mempersiapkan dirinya dengan baik, akan tergilas roda zaman. Jangan hanya puas menjadi penikmat teknologi informasi. Pemuda Indonesia juga harus terlibat dalam berbagai penemuan baru. Kecanggihan teknologi informasi tak berhenti sampai disini. Pasti masih ada peluang lain yang bisa digarap. Tinggal bagaimana kejelian dalam melihatnya," ujar Bamsoet.
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini menilai, sektor pertanian dan perkebunan menjadi salah satu potensi Indonesia yang belum tergarap dengan baik, sekaligus menjadi peluang bagi pemuda untuk menciptakan nilai tambah.
Di Malaysia misalnya, mereka memiliki durian Musang King yang sudah menjadi raja durian dunia. Di Indonesia, dengan tanah yang luas dan iklim yang bagus untuk bercocok tanam, justru tak memiliki durian unggulan yang bisa di ekspor ke berbagai negara.
"Jangankan untuk buah-buahan, kebutuhan pokok seperti beras, bawang, hingga cabai saja, kita masih mengandalkan impor. Ini lucu sekaligus ironis. Akibatnya, tatkala musibah datang seperti pandemi Covid-19, kita pun ketar-ketir, khawatir negara asal menyetop impor untuk mencukupi kebutuhan dalam negerinya," tuturnya.
"Pandemi Covid-19 telah mengajarkan bahwa kedaulatan di bidang pangan mutlak harus diwujudkan. Kalau untuk urusan perut saja masih bergantung kepada negara lain, celakalah hidup kita," pungkas Bamsoet. (*/jpnn)