Ketua Parlemen Rusia Ingin Bertemu, Bamsoet Merespons Begini
Pertimbangannya, Majelis Umum PBB perlu bersikap hati-hati dan tidak mencabut hak sah anggotanya sebelum memiliki seluruh fakta yang ada.
‘’Majelis Umum PBB tidak boleh menciptakan preseden negatif yang dapat menjatuhkan kredibilitasnya sebagai badan yang terhormat," jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menerangkan penyelesaian ketegangan Rusia-Ukraina membutuhkan dukungan dari negara-negara Barat, Eropa, bahkan Asia. Antara lain seperti Amerika Serikat, Inggris, Turki, dan Indonesia.
Karena itu, berbagai negara dunia lainnya juga harus turut membantu dan mendorong penyelesaian ketegangan yang terjadi antara Rusia - Ukraina. Sekaligus mewaspadai jangan sampai ada pihak-pihak yang memperkeruhnya.
Berbagai proses menuju perdamaian sebenarnya dilakukan. Misalnya, Turki berperan lima kali menjadi tuan rumah perundingan pertemuan Rusia-Ukraina.
Rusia dan Ukraina menandatangani perjanjian terpisah dengan Turki dan PBB untuk membuka jalan bagi Ukraina yang merupakan salah satu lumbung pangan utama dunia untuk mengekspor 22 juta ton biji-bijian dan barang-barang pertanian lainnya seperti gandum yang tertahan di Pelabuhan Laut Hitam karena serangan Rusia.
‘’Kesepakatan itu juga memungkinkan Rusia mengekspor biji-bijian dan pupuk," terang Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila menambahkan hubungan bilateral antara Rusia dan Indonesia terjalin baik sejak 1956.