Ketum FPI Langsung Balik ke Jakarta, Tabligh Akbar Tetap Damai
Ia menyinggung isu yang mengarahkan bahwa Islam akan memecah belah negara kesatuan republik Indonesia (NKRI). Menurut dia, orang yang menghembuskan rumor tersebut tidak mengetahui sejarah terbentuknya NKRI.
“Jadi bohong kalau ada orang yang menggembar-gemborkan kita (umat Islam) menginginkan pecahnya NKRI. Itu semua tidak ada. Mungkin yang pertama, mereka tidak mengetahui sejarah. Dan kedua, mungkin mereka orang yang tidak cukup percaya diri bahwa memang umat Islam merupakan variabel signifikan dan mayoritas di Indonesia,” paparnya.
Dikatakannya, ada baiknya Habib Rieziq Shihab dan Ustad Ahmad Sobri Lubis diagendakan ulang untuk datang ke Kalbar.
Alfian menuturkan, pemerintah tidak boleh terkesan terkena sindrom Islamophobia. Dalam beberapa referensi, Islamophobia berarti ketakutan terhadap segala sesuatu tentang Islam.
“Pemerintah tidak boleh bersikap seperti itu, kita tidak pernah melarang pendeta datang ke Jakarta, ke Sumatera Barat atau kemana pun. Silakan saja datang. Toh pendeta saja bisa datang ke mana-mana, kenapa tokoh Islam gak boleh datang? Itu tidak adil,” terangnya.
Timpal dia, “Jangan teriak-teriak toleransi, malah beraksi intoleran”.
Ia berpesan kepada seluruh umat Islam di Kalbar untuk menyatukan barisan dan saling mengingatkan untuk tidak saling membenci. Semua yang saat ini dihadapi adalah ujian bagi keimanan yang harus dilewati bersama-sama.
“Kalimantan Barat mayoritas muslim. Tanya kepada Alquran, tanya kepada hadist, kita satukan barisan agar kita tetap kuat dalam melewati ujian yang sedang melanda,” pungkas Alfian.