Ketum PSSI Bukan Jabatan Politik, Robert Minta Pejabat Tak Ikut Cawe-Cawe
"Kalau mau support, ya dalam bentuk lain misalnya jadi sponsor, berikan pendanaan atau bentuk lainnya. Tapi tidak perlu jadi ketua umum. Itu namanya gotong royong," ujarnya.
Dia pun menyayangkan masih ada pejabat negara yang ikut cawe-cawe dalam bursa Ketua Umum PSSI. Padahal, dia punya tugas negara lebih besar di jabatan tersebut.
Menurutnya, prestas sepak bola akan sulit diraih jika masih terus diseret ke urusan politik.
"Sebaiknya (Ketua Umum PSSI) ini diberikanlah kepada para mantan-mantan pemain bola, pelatih, atau memang yang kompeten urus PSSI. Jiwa dan raganya benar-benar di sepak bola, tidak berpikiran politik, cari duit, cari popularitas," ujarnya.
Menurutnya, negara ini harus belajar sama negara-negara seperti Jerman, Belanda, Brasil, Spanyol, Inggris, Argentina dan lainnya yang sudah sangat maju sepak bolanya.
Menurutnya, sepakbola mereka maju bukan hanya karena dukungan iklim dan kompetisi yang bagus, tapi memang pengurus PSSI-nya diemban oleh pihak-pihak yang sangat kompeten. Dalam arti, jiwa dan raganya memang sudah di sepakbola.
"Di Jerman itu (PSSI-nya) Franc Beckenbauer, di Belanda ada Ruud Gullit, jadi dimana-mana itu pemain bolanya jadi ketua umum. Disini karena para (mantan) pemainnya tidak punya duit, tidak punya dukungan politik, pangkat dan jabatan, jadilah mereka semua diam. Karena sistem juga," ujarnya.
Untuk itu, dia meminta Pemerintah dan semua pihak untuk berbesar hati mendukung para pemain profesional sepak bola untuk duduk di kursi PSSI.