Ketut Liyer; Sosok Penting dalam Film Eat, Pray, Love yang Dibintangi Julia Roberts (2-Habis)
Kini, Sehari Bisa Meramal hingga 20 TurisRabu, 28 Oktober 2009 – 05:17 WIB
Ketika disodori novel Eat, Pray, Love, Liyer berusaha mengingat-ingat kenangannya ketika bersama Gilbert. Dia lantas membuka lembaran demi lembaran novel setebal 334 halaman itu. Tak lama berselang.... "Oh, ini ada nama saya," ujar Liyer setengah berteriak, menunjuk namanya tertulis di novel tersebut.Ngobrol dengan Liyer cukup menyenangkan. Dia sangat terbuka dan ramah. Ketika ditanya tentang cara dia meramal, termasuk ketika meramal nasib Gilbert, dia tak segan-segan membeberkannya. "Untuk meramal seseorang, yang dilihat adalah tangan kiri. Di sana akan terlihat bagaimana pribadi, rezeki, halangan, serta jodoh seseorang," ujarnya.
Setiap guratan pada tangan kiri selalu memiliki arti. Misalnya, melihat garis lurus dari bawah menuju jari manis yang melambangkan kehidupan ekonomi seseorang. Ada pula guratan yang menggambarkan umur seseorang. Selain itu, seseorang bisa dinilai dari bentuk mata, hidung, dan telinganya. "Kakek hanya menyampaikan apa yang dipelajari di buku. Kalau ada yang salah, mohon dimaafkan," katanya merendah. Untuk meramal, Liyer menggunakan beberapa lontar yang merupakan warisan leluhurnya.
Nyoman Latra, anak Mangku Liyer, menambahkan, sejak nama bapaknya disebut dalam novel karya Gilbert, permintaan meramal kian meningkat. Kebanyakan yang minta diramal adalah para turis asing. "Cuma jumlah yang datang tidak menentu. Kadang ada 10 orang, 15, dan 20 per hari. Bahkan, Bapak (Liyer) bisa meramal dari pagi hingga malam," kata Latra.