Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Khawatir Bisnis Prostitusi Sambut Tenaga Kerja Asal Tiongkok

Selasa, 09 Agustus 2016 – 00:07 WIB
Khawatir Bisnis Prostitusi Sambut Tenaga Kerja Asal Tiongkok - JPNN.COM
Para pekerja asing asal Tiongkok pada pembangunan pabrik Smelter di Morosi Kabupaten Konawe usai makan di warung makan yang dibangun warga sekitar, Selasa (2/8). Foto: Dedi Finafiskar/Kendari Pos/JPNN.com

jpnn.com - MENGGELIATNYA industri pertambangan di Sulawesi Tenggara diikuti bergairahnya berbagai sektor lain. Di sisi lain, muncul kecemasan bakal adanya bisnis prostitusi di sekitar kawasan pertambangan, tepatnya smelter Morosi, Kabupaten Konawe?

Dedi Finafiskar

Masyarakat Morosi rupanya sudah bisa beradaptasi dengan keberadaan para tenaga kerja asing (TKA) asal Tiongkok di daerah itu. Mereka saling membangun interaksi sosial. Apalagi, masyarakat melihat adanya peluang bisnis lain yang bisa dibangun di sekitar kawasan tersebut. Salah satunya, mendirikan rumah makan dengan menu masakan Chinese.

Jumlah TKA yang terdata di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Konawe mencapai 414 orang. Ini angka yang terdata. 

Dengan kata lain, setidaknya ada 400-an lebih pria dewasa yang bekerja di pembangunan pabrik pemurnian bijih besi itu.

Pemenuhan kebutuhan biologis bisa menjadi problem baru. Potensi dibukanya bisnis prostitusi terselubung cukup besar di sekitar kawasan itu. Potensi adanya wadah penularan penyakit juga terbuka lebar. Lalu apa antisipasi pemerintah daerah?

Hasil pantauan Kendari Pos (Jawa Pos Group), sektor bisnis yang dibuka di sekitar kawasan pembangunan smelter Morosi hanya kios-kios dan warung makan. "Setahu saya, belum ada tempat esek-esek di seputaran sini. Termasuk di daerah tetangga seperti Sampara, Bondoala, dan Kapoila. Kalau yang dekat itu, hanya di Kota Kendari atau Wawolemo. Tapi lebih dekat ke Kendari kalau dari Morosi," ungkap Ridwan, Warga Morosi.

Ridwan bercerita, kadang para TKA itu saling berbagi kisah terkait dengan urusan entertain. Sekali dalam sebulan, warga Tionghoa itu mencari hiburan di Kota Kendari. 

MENGGELIATNYA industri pertambangan di Sulawesi Tenggara diikuti bergairahnya berbagai sektor lain. Di sisi lain, muncul kecemasan bakal adanya bisnis

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News